Pasang Iklan Gratis

Tradisi 90 Tahun Manchester United Terancam Putus, Masa Depan Kobbie Mainoo Jadi Taruhan Besar

  Manchester United berpotensi kehilangan salah satu tradisi emas yang telah bertahan hampir 90 tahun, yakni selalu menyertakan pemain jebolan akademi dalam skuad utama sejak Oktober 1937. Kini, di bawah kepelatihan Ruben Amorim, rekor bersejarah itu berada di ujung tanduk.

Selama ini, Carrington dikenal sebagai pabrik penghasil talenta elite, melahirkan sederet nama legendaris dari Class of ‘92 hingga generasi terbaru seperti Marcus Rashford, Jesse Lingard, dan Danny Welbeck. Namun, dengan hengkangnya Rashford ke Barcelona, Alejandro Garnacho ke Chelsea, serta pensiunnya Jonny Evans, jumlah pemain akademi di skuad utama semakin menipis.

Kini, Kobbie Mainoo menjadi satu-satunya sosok penting yang masih memperkuat tim senior bersama Harry Amass dan Tyler Fredricson. Dari ketiganya, hanya Mainoo yang tampil dalam kemenangan 3-2 atas Burnley akhir pekan lalu. Namun, posisinya juga tidak aman.

Mainoo, yang pernah digadang-gadang sebagai masa depan lini tengah United usai tampil gemilang di dua musim sebelumnya, kini mulai frustrasi karena jarang dimainkan. Pemain berusia 20 tahun itu hanya tampil 16 kali sebagai starter di bawah asuhan Amorim dalam dua musim terakhir, bahkan sempat terpinggirkan dari dua laga awal Premier League musim ini.

Ketidakpuasan itu membuat Mainoo mulai melirik peluang hengkang. Juara Serie A, Napoli, siap menggelontorkan dana GBP 50 juta untuk merekrutnya dengan kontrak empat tahun. Jejak mantan rekan setimnya, Scott McTominay, yang sukses besar setelah pindah ke Italia, semakin memperkuat tekad Mainoo.

Meski begitu, pihak United memblokir rencana transfer tersebut. Amorim juga menegaskan ingin mempertahankan sang gelandang muda.

"Saya ingin Kobbie bertahan. Ia harus berjuang merebut tempatnya. Kami membutuhkannya, itu tidak akan berubah. Saya memahami kekecewaan pemain yang jarang tampil, tetapi semua punya kesempatan yang sama," ujar Amorim.

Jika Mainoo tetap memaksakan hengkang sebelum bursa transfer ditutup, Manchester United terancam memutus rekor panjangnya. Satu-satunya harapan lain adalah Tom Heaton, kiper berusia 39 tahun yang merupakan produk akademi 2002–2005.

Namun, peluang Heaton tampil sangat tipis. Ia kini menjadi pilihan ketiga di bawah Andre Onana dan Altay Bayindir, sementara United juga dikabarkan tengah berburu kiper baru seperti Emi Martinez atau Senne Lammens.

Situasi ini menimbulkan perdebatan di kalangan fans. Sebagian khawatir hilangnya tradisi akan menggerus identitas klub, sementara yang lain menilai performa tim jauh lebih penting ketimbang mempertahankan simbol sejarah.

Apapun hasil akhirnya, nasib Kobbie Mainoo kini bukan hanya soal karier pribadi, tapi juga menjadi penentu apakah Manchester United masih bisa menjaga warisan akademi yang telah mengakar sejak 1937.

0 Response to "Tradisi 90 Tahun Manchester United Terancam Putus, Masa Depan Kobbie Mainoo Jadi Taruhan Besar"

Posting Komentar